05 February 2013

Efek Rumah Kaca (Green House effect)

Pengertian efek rumah kaca, Istilah efek rumah kaca atau dalam bahasa inggris disebut dengan green house effect ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga bungaan. Mengapa para petani menanam sayuran di dalam rumah kaca ? Karena di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca. Suhu di dalam rumah kaca bisa lebih tinggi dari pada di luar, karena Cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan rumah kaca tersebut. itulah gambaran sederhana mengenai terjadinya efek rumah kaca atau disingkat dengan ERL.


kemudian dari pengalaman para petani di atas dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca disingkat dengan GRK.

Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 derajat C — terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 330 derajat C lebih tinggi, yaitu 150 derajat C. jadi dengan adanya efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia.

Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan dengan pada tahun 50-an misalnya, saat ini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 derajat C lebih.


Hal tersebut bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan, GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida. hal tersebut di atas juga merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang terjadi saat ini.


Selain Pengertian di atas, ada pengertian lain dari wikipedia.org yang di copy kembali ke blog ini.


Efek rumah kaca


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk grup musik bernama sama, lihat Efek Rumah Kaca (grup musik).

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.

Penyebab

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

Energi yang masuk ke Bumi:

    25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
    25% diserap awan
    45% diserap permukaan bumi
    5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Akibat

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

Kutil Marini

Cerita Kutil Marini diambil dari ringkasan novel, dan menjadikannya menjadi dialog drama 6 orang..



Drama : Kutil Marini
Para pelaku :
  1. Marini
  2. Mami papi
  3. Rhino
  4. Orang pintar atau tabib Markum
  5. Salman
  6. Dokter


“Babak 1”

            Marini mempunyai kutil di telapak tangan kirinya. Mulanya satu buah, tetapi sudah menjadi 3 buah. Yang satu sebesar pentul korek dan dua lagi sedikit lebih kecil.

“Adegan 1”

Marini  :  Sebel deh, rasanya Marini, tangan halusnya tumbuhnya kutil. Ingin  mengadukannya kepada mami papi Marini takut. Marini takut dirinya dioperasi ! operasi?

Rhino   : Kutil apaan sih, kak?” tanya Rhino”
              Adiknya yang kelas 5 SD

Marini : “Ini nih, yang namanya kutil!” ucap Marini” sambil menunjukkan kutil di telapak tangan kirinya.

Rhino : “idih ! kok kayak jerawat mama”

Marini : “Hush ! awas jangan bilang-bilang papa-mama ya !
              Ancam Marini “

Rhino : “oke deh, kak ! tapi janji ya, Rhino diajak nonton bioskop lagi”.

Marini  : “Iya deh, kalau ada film anak-anak lagi !”

Rhino   : “Janji ya kak!”

Marini : “Kutil ! eh…kutil!!”. Marini tersandung dan berteriak-teriak menyebut kutilnya sendiri.
              “ihh cerewet !” (maki Marini kemudian Rhino tersenyum sambil melirik kutil kakaknya)


Walaupun Rhino merahasiakan kepada papa dan mamanya, suatu sore Marini menceritakan kutilnya pada sandra. Meskipun ketiga kutil itu tidak terasa sakit. Marini bermaksud mengenyahkannya.

“Adegan 2”

Sandra : “Operasi itu tidak sakit, tau !”
(Sandra memberi jalan keluar, ketika Marni memperlihatkan kutilnya yang  imut  itu )


Marini  : “yang lain saja deh, asal tidak dioperasi !”

Sandra : “Lalu mau diapakan? Berobat alternatif, maksud kamu?”

Marini : “apa tuh, berobat alternatif?”

Sandra : “berobat alternatif itu berobat secara tradisional, biasanya sama orang pintar atau semacam tabib”

Marini : “tidak dioperasi donk !”

Sandra : “tidaklah! Nantinyakutil kamu diusap-usap..disembur..fuihhh” langsung deh!”

Marini : “hilang”

Sandra : “nambah !..hahahah…!” “Sandra tertawa-tawa, sampai tubuhnya gembrot terguncang-guncang.

Marini : “Eh dasar! Aku serius nih! Kok malah bercanda !”
Sandra : “udah deh..nanti kita tanya ke Salman aja !”

Marini : “Salman?” tidak deh! Salman tidak boleh tahu masalah ini. Aku tidak mau kutil  ini diketahui Salman !”

Sandra : “Ayahnya Salman kan dokter ! Nanti kamu bisa konsultasi sama ayahnya dia !”

Marini : “Tidak, ah! Mending aku rawart saja, daripada dioperasi!”

Sandra : “Dasar! Kutil kok dipelihara!?”

Marini : “monyong! Aehh..monyong!” Marini tersandung, ketika hendak meninggalkan Sandra. Sandra terkekeh-kekeh sambil berlalu.

“Babak 2”

Seminggu kemudian, Marini mendatangi Sandra ketika pulang sekolah. Sesuai kesepakatan di telepon semalam, siang ini mereka mencari tempat pengobatan alternatif, guna memusnahkan kutil Marini.

“Adegan 1”

Sandra : Oya..beberap ahari yang lalu sandra mendapat secarik kertas berupa selebaran, tentang pengobatan alternatif. Selebaran ia dapatkan dari perempatan jalan. Dalam selebaran itu tertera alamat lengkap si ahli pengobatan alternatif. Sederet nama-nama penyakit yang bisa diobati tertera di sana kecuali kutil. Ahli alternatif itu bernama Tabib Markum.

Marini : “Kok, kutil tidak ada?” selidik Marini setelah membaca isi selebaran

Sandra : “ Bacanya teliti dong! Nih kamu lihat. Jantung, kencing manis, asam urat, ginjal, kanker ganas, kanker rahim, batuk menahun, tumor jinak, tumor ganas….!”



Marini : “Apa hubungannya sama kutil ?” potong Marini

Sandra : “ya Ampun! Tumor ganas saja bisa disembuhkan, apalagi kutil ?

Marini : Marini berfikir sebentar, lalu manggut-manggut, “pinter juga kamu, o’on”

Sandra : “Jangan panggil aku o’on dong!” kali ini Sandra protes dipanggil O’on. Habis, aku kan tidak O’on. Kok dipanggil o’on?

Marini : “Ya sudah. Bagaimana kalau saya panggil kutil? Si kutil ? heheh..si kutil ! keren juga !

Sandra : “gembrot..gembrot! si gembrot!”
            “Stop! Stop! Kita damai saja! Kamu jangan panggil aku o’on atau gembrot, dan aku janji tidak akan memanggil kamu monyong atau si kutil oke, nyong? Aeh..hehe..gimana Marini manis? “ kata Sandra, sambil menepuk pundak Marini.

Marini : “Nyong! Aeh..nyong! gembrot! Aehh gembrot! Aduh…gimana dong!

Sandra : “weleh..weleh..abad dua puluh udah lewat, kok masih latah saja, non?

Marini : “kamu sih,ngagetin..gitu?”

Sandra : “sori..sori! nah sekarang gimana dong..setuju tidak?”

Marini : “Setuju,…hehe..Sandra yang imut ?”
             “Kok, Sandra yang imut sih? Emang aku imut?

Sandra : “Habis apa dong? Mau yang sebenarnya..Sandra yang…?”

Marini : “Stop! Stop! Aku setuju, Sandra yang imut!
             “Sandra yang imut..kita berangkat sekarang!”

Sandra :” Nah..gitu doong!”





Waspadalah..bumi semakin panas

WASPADALAH...BUMI SUDAH SEMAKIN PANAS

Sejalan dengan semakin berkembang pesatnya industri-industri dunia dewasa ini, manusia sebagai penghuni bumi, harus bersikap ekstra hati-hati terhadap dampak yang ditimbulkannya.

Terkadang permasalahan berkembang pesatnya industri dunia ini dianggap sebagai persoalan yang sepele dan hanya dibicarakan oleh kalangan tertentu saja serta jarang diperbincangkan, terutama sosialisasi kepada masyarakat luas. Masalah lingkungan ini hanya hangat dan ramai dibicarakan kalangan akademisi atau orang yang berkepentingan saja. Padahal, semua manusia bertanggung jawab memikirkan masalah kemaslahatan lingkungan guna kelangsunan hidupnya di masa mendatang.

Diakui, manusia yang hidup dimasa sekarang belum begitu merasakan efek dari semua ini. Lantas bagaimana dengan nasib anak cucu manusia di masa mendatang ?

Euforia pasca revolusi industri terkesan ’mem-babi buta’ tanpa memperhitungkan dampak yang akan terjadi dimasa mendatang. Hal ini diperparah lagi dengan sedikitnya kalangan yang peduli dan mau memperhatikan masalah ingkungan. Sedikit sekali industri yang benar-benar terbuka dan mempunyai program ramah lingkungan serta sistem pembuangan gas yang baik. Ditambah lagi dengan kondisi masyarakat yang masih awam dan tidak mau tau dengan masalah yang seperti ini.

Meningkatnya kadar karbondioksida diudara merupakan permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak dari sekarang. Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan makhluk hidup. Meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green house effect) atau lebih dikenal dengan pemanasan global suhu bumi.

Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar karbondioksida diudara dapat mengakibatkan peningkatansuhu permukaan bumi. Efek rumah kaca terjadi dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer melebihi ambang batas. Gas karbondioksida dapat dilewati oleh semua sinar/cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi ketika memantul dipermukaan bumi dan kembali keatmosfer, sinar tertentu akan tertahan dan terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke bumi. Fenomena ini persis seperti sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana suhu didalamnya sangat panas.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar karbondioksida diudara, diantaranya :

Pertama, aktivitas industri yang tidak ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan adanya industri yang menggunakan bahan bakar yang terbuat dari batu bara, minyak bumi dan gas alam dalam skala yang besar. Batu bara terdiri atas sebagian besar karbon, yang apabila dibakar kan bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida. Gas alam dan minyak bumi termasuk golongan hidrokarbon, yang jika dibakar akan menghasilkan karbondioksida dan uap air. Perlu perhatian khusus dari dunia industri agar mempunyai sistem pembuangan gas buangan maupun limbah yang baik dan tidak mencemari lingkungan.

Sekedar perbandingan, pada tahun 1860, kadar karbondioksida dunia asih rendah yaitu hanya 280 ppm. Akibat banyaknya pembakaran batu bara, minyak bumi dan gas alam oleh industri, pada tahun 1960 kadar karbondioksida diudara meningkat hingga 315 ppm. Akhir-akhir ini diperkirakan terjadi peningkatan kadar karbondioksida di atmosfer sebesar 1 ppm per tahun (http:/cdiac.esd.ornl.gov/).

Kedua, tidak teratur dan tingginya pertumbuhan penduduk. Meskipun kecil, pertambahan penduduk yang drastis dapat memicu meningkatnya kadar karbondioksida di udara.

Ketiga, pembabatan pohon-pohon dihutan yang tidak ada upaya penanaman kembali yang seimbang. Tumbuh-tumbuhan berperan sebagai penetralisir karbondioksida.

Keempat, meningkatnya pemakaian kendraan bermotor. Bahan bakar minyak bumi yang dikonsumsi oleh kendraan bermotor akan menghasilkan gas buangan yang menambah kadar karbondioksida diudara. Semakin banyak jumlah kendraan bermotor yang berbahan bakar hidrokarbon, maka kadar karbondioksida di udara akan meningkat.

Dampak yang ditimbulkan

Efek rumah kaca dapat mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es didaerah kutub. Hal akan berakibat naiknya permukaan laut yang dapat mengancam pemukiman penduduk disepanjang pantai. Naiknya permukaan air laut dapat mengakibatkan erosi disekitar wilayah pesisir pantai, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, berkurangnya intensitas cahaya didasar laut, serta naiknya tinggi gelombang air laut.

Disamping itu efek rumahkaca mengakibatkan terganggunya keseimbangan biologis di laut sehingga dapat meningkatkan jumlah ganggang di lautan. Beberapa jenis ganggang ini ada yang dapat mengeluarkan racun yangmembahayakankehidupan lautdan meracuni manusia yang memakan hasil laut.

Efek rumah kaca juga akan meningkatkan suhu bumi sekitar 1o – 5 o C. Hal iniakan mengganggu ekosistem dan lingkungan.

Upaya Penanggulangan

Untuk kendraan bermotor, perlu digunakan alat penyaring khusus gas buangan pada bagian knalpot (tempat  keluar gas buangan) yang dapatmenetralisirdan mengurangi dampak negatif gas buangan tersebut. Bisa juga dengan mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya (matahari) atau biodisel. Perlu dikeluarkan regulasi tentang usia kendraan bermotor yang boleh beroperasi agar tidak menimbulkan pencemaran.

Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas buangan yang baik. Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang dan haruslah memperhatikan lingkungan sekitar.

Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan laju karbondioksida yang berlebih diudara. Termasuk penanaman pohon-pohon disepanjang jalan raya yang dapat menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan raya.

04 February 2013

Impact and Prevention of Global Warming

Global warming is getting worse!  

The average temperature of Earth's surface is constantly increasing in recent years.Most of the increase in Earth's temperature caused by increased human activity and living facilities. More luxurious facilities and modern technology, it turns negative impact on the Earth that causes global warming.Increased temperatures may cause unstable weather on Earth's surface. As a result, there was a drought and forest fires. Hot temperatures will lead to crop failure and famine. In addition, wildlife and human health at risk, too.Meanwhile, the effects can be felt for community social activities, among others, an interruption of the infrastructure (for example: on ports and airports), loss of agricultural land, increasing the risk of disease outbreaks, as well as interference in a dense residential population due to the evacuation.The increase in temperature of the Earth is due to the concentration of certain gases caused by the actions of the man himself, such as industrial activities, transportation, and energy use in the household are excessive.Scientists have estimated that during global warming the Earth's northern hemisphere will warm faster than the rest of the world. This will lead to the melting of icebergs. Not only that, the increase in Earth's temperature will also cause the disease - natural diseases such as floods, storms and forest fires, as is the case in Indonesia lately.How efforts to prevent it?Growing public awareness of global warming, will make their move for the prevention or reducing activities that cause global warming. Therefore, most countries in the world are looking for ways to be able to overcome these problems, which until now has not been significantly addressed.A small thing but the impact of which can be done by any people, is to make a move to plant trees again. As we know, the tree can absorb carbon dioxide in the air, thus reducing the temperature increases occurring in the atmosphere.In addition to planting trees again, it is easy and inexpensive to do by any person that is the environmentally friendly way to travel. That is, try to travel on foot or using fuel-free vehicles, such as bicycles. Do not use a private car, or even a private plane if only carry 1-2 people only. As well, seek yourself to get used to using public transport.Positive conduct what we call the 3R (Reduce, Reuse, Recycle). For example, avoid the use of plastic bags when shopping, and chose to use cloth bags that are environmentally friendly and can be used over and over again. Furthermore, it can also by recycling paper or plastic that are not used into items that can be reused, such as for decoration and others.Another thing we can do is to turn off electronic devices when not in use (ex. TV and lights), and not let the situation stand by. Should we remove the power of the TV and lights on at night before going to sleep. Electronic tools that we let the state of the switch off or maybe stand by it still has the potential to use energy.To address global warming efforts are needed very hard and it took a very long time. However, we can reduce the effect by starting to do things that are environmentally friendly to save the Earth. Unfortunately, lack of socialization and the sensitivity of the Earth's people who have contributed to inhibiting rescue our Earth is angry. So, stop global warming!