05 February 2013

Kutil Marini

Cerita Kutil Marini diambil dari ringkasan novel, dan menjadikannya menjadi dialog drama 6 orang..



Drama : Kutil Marini
Para pelaku :
  1. Marini
  2. Mami papi
  3. Rhino
  4. Orang pintar atau tabib Markum
  5. Salman
  6. Dokter


“Babak 1”

            Marini mempunyai kutil di telapak tangan kirinya. Mulanya satu buah, tetapi sudah menjadi 3 buah. Yang satu sebesar pentul korek dan dua lagi sedikit lebih kecil.

“Adegan 1”

Marini  :  Sebel deh, rasanya Marini, tangan halusnya tumbuhnya kutil. Ingin  mengadukannya kepada mami papi Marini takut. Marini takut dirinya dioperasi ! operasi?

Rhino   : Kutil apaan sih, kak?” tanya Rhino”
              Adiknya yang kelas 5 SD

Marini : “Ini nih, yang namanya kutil!” ucap Marini” sambil menunjukkan kutil di telapak tangan kirinya.

Rhino : “idih ! kok kayak jerawat mama”

Marini : “Hush ! awas jangan bilang-bilang papa-mama ya !
              Ancam Marini “

Rhino : “oke deh, kak ! tapi janji ya, Rhino diajak nonton bioskop lagi”.

Marini  : “Iya deh, kalau ada film anak-anak lagi !”

Rhino   : “Janji ya kak!”

Marini : “Kutil ! eh…kutil!!”. Marini tersandung dan berteriak-teriak menyebut kutilnya sendiri.
              “ihh cerewet !” (maki Marini kemudian Rhino tersenyum sambil melirik kutil kakaknya)


Walaupun Rhino merahasiakan kepada papa dan mamanya, suatu sore Marini menceritakan kutilnya pada sandra. Meskipun ketiga kutil itu tidak terasa sakit. Marini bermaksud mengenyahkannya.

“Adegan 2”

Sandra : “Operasi itu tidak sakit, tau !”
(Sandra memberi jalan keluar, ketika Marni memperlihatkan kutilnya yang  imut  itu )


Marini  : “yang lain saja deh, asal tidak dioperasi !”

Sandra : “Lalu mau diapakan? Berobat alternatif, maksud kamu?”

Marini : “apa tuh, berobat alternatif?”

Sandra : “berobat alternatif itu berobat secara tradisional, biasanya sama orang pintar atau semacam tabib”

Marini : “tidak dioperasi donk !”

Sandra : “tidaklah! Nantinyakutil kamu diusap-usap..disembur..fuihhh” langsung deh!”

Marini : “hilang”

Sandra : “nambah !..hahahah…!” “Sandra tertawa-tawa, sampai tubuhnya gembrot terguncang-guncang.

Marini : “Eh dasar! Aku serius nih! Kok malah bercanda !”
Sandra : “udah deh..nanti kita tanya ke Salman aja !”

Marini : “Salman?” tidak deh! Salman tidak boleh tahu masalah ini. Aku tidak mau kutil  ini diketahui Salman !”

Sandra : “Ayahnya Salman kan dokter ! Nanti kamu bisa konsultasi sama ayahnya dia !”

Marini : “Tidak, ah! Mending aku rawart saja, daripada dioperasi!”

Sandra : “Dasar! Kutil kok dipelihara!?”

Marini : “monyong! Aehh..monyong!” Marini tersandung, ketika hendak meninggalkan Sandra. Sandra terkekeh-kekeh sambil berlalu.

“Babak 2”

Seminggu kemudian, Marini mendatangi Sandra ketika pulang sekolah. Sesuai kesepakatan di telepon semalam, siang ini mereka mencari tempat pengobatan alternatif, guna memusnahkan kutil Marini.

“Adegan 1”

Sandra : Oya..beberap ahari yang lalu sandra mendapat secarik kertas berupa selebaran, tentang pengobatan alternatif. Selebaran ia dapatkan dari perempatan jalan. Dalam selebaran itu tertera alamat lengkap si ahli pengobatan alternatif. Sederet nama-nama penyakit yang bisa diobati tertera di sana kecuali kutil. Ahli alternatif itu bernama Tabib Markum.

Marini : “Kok, kutil tidak ada?” selidik Marini setelah membaca isi selebaran

Sandra : “ Bacanya teliti dong! Nih kamu lihat. Jantung, kencing manis, asam urat, ginjal, kanker ganas, kanker rahim, batuk menahun, tumor jinak, tumor ganas….!”



Marini : “Apa hubungannya sama kutil ?” potong Marini

Sandra : “ya Ampun! Tumor ganas saja bisa disembuhkan, apalagi kutil ?

Marini : Marini berfikir sebentar, lalu manggut-manggut, “pinter juga kamu, o’on”

Sandra : “Jangan panggil aku o’on dong!” kali ini Sandra protes dipanggil O’on. Habis, aku kan tidak O’on. Kok dipanggil o’on?

Marini : “Ya sudah. Bagaimana kalau saya panggil kutil? Si kutil ? heheh..si kutil ! keren juga !

Sandra : “gembrot..gembrot! si gembrot!”
            “Stop! Stop! Kita damai saja! Kamu jangan panggil aku o’on atau gembrot, dan aku janji tidak akan memanggil kamu monyong atau si kutil oke, nyong? Aeh..hehe..gimana Marini manis? “ kata Sandra, sambil menepuk pundak Marini.

Marini : “Nyong! Aeh..nyong! gembrot! Aehh gembrot! Aduh…gimana dong!

Sandra : “weleh..weleh..abad dua puluh udah lewat, kok masih latah saja, non?

Marini : “kamu sih,ngagetin..gitu?”

Sandra : “sori..sori! nah sekarang gimana dong..setuju tidak?”

Marini : “Setuju,…hehe..Sandra yang imut ?”
             “Kok, Sandra yang imut sih? Emang aku imut?

Sandra : “Habis apa dong? Mau yang sebenarnya..Sandra yang…?”

Marini : “Stop! Stop! Aku setuju, Sandra yang imut!
             “Sandra yang imut..kita berangkat sekarang!”

Sandra :” Nah..gitu doong!”





3 comments: